Tidak diragukan lagi bahwa ASI merupakan makanan bayi terbaik. Sudah murah, sehat pula tanpa resiko Enterobacter sakazakii.
But in under cicumstances jika ASI tidak cukup atau ibu menderita sakit HIV/AIDS maka mau tidak mau susu formula menjadi pilihan terakhir meskipun pilihan pahit karena harus membayar mahal dan beresiko pula.
Just info untuk para ibu-ibu yang menggunakan susu formula, jangan terlalu khawatir meskipun demikian harus waspada. Resiko Enterobacter sakazakii tetap ada tetapi bukan berarti bahaya. Menurut harian kompas bertanggal 1 Maret yang lalu, tingkat paling rawan terdapat pada bayi yang beresiko sakazakii adalah :
1. Bayi prematur.
2. Bayi dengan berat di bawah 2,5 Kg
3. Bayi di bawah umur 2 bulan.
Virus akan mati pada suhu >70 derajat celcius. Jika anda ragu, ikuti petunjuk berikut ini :
1. Cuci tangan sebelum menyajikan susu.
2. Gunakan air panas (bukan air mendidih atau direbus) dengan susu 70 derajat celcius. Note : vitamin pada susu formula akan hilang tetapi hilangnya tidak terlalu signifikan kecuali di atas 70 derajat celcius.
3. Tutup wadah susu formula rapat-rapat
4. Jangan dikonsumsi jika susu yang disajikan lebih dari 2 jam.
5. Beli kaleng kecil supaya susu formula cepat habis.
Ciri-ciri bayi terkena Enterobacter sakazakii :
1. Diare berat.
2. Terdapat bintik merah.
3. Demam.
4. Kejang-kejang.
Perlu diketahui, bahwa selama 50 tahun, kasus sakazakii di dunia dilaporkan hanya terdapat 68 kasus. Jadi gak usah terlalu khawatir tetapi kita tetap harus waspada demi si kecil.
Memang intinya susu sapi tetap aja berbahaya.
Blom hormon pertumbuhan sapi, blom sapi di paksa jadi kanibal, blom infeksi pada puting sapi, blom kandungan antibiotik dan sulfur pada sapi
susu the most political food in the world