15 Januari 1974, ketika PM Jepang yang bernama Baron Tanaka datang ke Indonesia. Praktis Jakarta lumpuh karena demonstrasi menentang datangnya Baron Tanaka ke Indonesia. Ribuan demonstran yang mengamuk melampiaskan amarahnya dengan merusak kendaraan-kendaraan yang dilewatinya dan bangunan yang luluh luntak dibakar oleh api. Peristiwa tragis ini lebih dikenal sebagai Peristiwa Malari.
Arti sebuah maaf melalui teladan Yesus
Luk 23:34 “Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
Eph 4:32 “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”
Ketika kita berbuat salah terhadap seseorang, biasanya apa yang harus kita lakukan? Seperti biasa tentunya kita harus meminta maaf. Tetapi bagaimana jika ada seseorang yang menyakiti perasaan kita tetapi dia tidak meminta maaf, maka apa yang harus kita lakukan? Jika kita memberi maaf tanpa harus menunggu dan menuntut permintaan maaf darinya, Itu baru luar biasa!
Toleransi dan Pluralisme
Bukanlah rahasia umum jika kita membaca surat kabar mengenai penutupan gedung ibadah, pembakaran gedung ibadah hingga pembunuhan terhadap seorang tokoh agama yang baru-baru ini terjadi di Poso. Mungkin beberapa golongan radikalisme agama merasa senang karena tujuannya sudah tercapai, sedangkan di lain pihak beberapa orang merintih sedih akibat perbuatan keji ini. Kadang saya berpikir, apakah memang di dalam semua ajaran agama mengajarkan demikian? Apa yang dimaksud dengan ajaran cinta kasih di dalam ajaran agama? Apakah cinta kasih itu bukan sifatnya universal sehingga orang di luar agamanya patut dibunuh, dibenci dengan atas nama Tuhan? Apakah agama begitu kejamnya mengajarkan demikian kepada umatnya? Apakah memang Mohammad, Yesus Kristus, Sidharta Gautama mengajarkan perbuatan demikian? Continue reading “Toleransi dan Pluralisme”