Rasanya melewati tahun 2006 seperti hari kemarin, tak terasa kita sudah memasuki tahun 2007. Tak terasa pula umur sudah bertambah 1. Hampir semua orang menyadari bahwa melewati tahun 2006 seperti hari kemarin, namun tidak semua orang menyadari bahwa betapa berbahayanya jika kita tidak mengetahui apa arti hidup dan tujuan hidup kita di dunia ketika hidup kita sudah semakin tua dan tidak muda lagi? Bagaimana merencanakan apa yang sesungguhnya harus dicapai dalam hidupnya?
“Tuhan menciptakan kita untuk tujuan yang kekal, kita ada bukan suatu kebetulan” begitu ungkapan yang ditulis oleh Rick Warren dalam bukunya “The Purpose Driven Life”. Kita hidup di dunia dibatasi oleh ruang dan waktu tetapi sesungguhnya kita hidup di dunia bukan sekedar makan ataupun minum ataupun sekedar mencari harta, menikah mempunyai anak dan kemudian meninggal. Karena dunia ini bukanlah rumah kita tetapi sesungguhnya rumah kita adalah berada di surga yang akan menjadi tempat tinggal kita selamanya. Kita juga bukanlah milik dunia karena kita adalah kepunyaanNya. Sebelum dunia diciptakan kita sudah dirancang olehNya di dalam kekekalan dan dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara untuk menuju kekekalan. Maka alangkah kasihannya kita, jika kita mempunyai siklus hidup seperti di atas (menyia-nyiakan hidup kita) sehingga ketika kita pulang ke rumah Bapa di surga, kita tidak melakukan apapun yang berarti untukNya.
Mother Theresa mungkin kita bisa jadikan contoh bagaimana mencapai tujuan hidup menuju kekekalan. Sepanjang hidupnya dia berusaha menolong orang yang sakit, tuna wisma dan kaum papa di Calcutta tanpa berharap akan mendapatkan sesuatu dari mereka dan bahkan tidak peduli akan dirinya ketika menolong orang yang berpenyakit kusta yang menular itu. Prestasinya dalam mendirikan Misionaris of Charity untuk menolong orang merupakan jasanya yang tidak akan dilupakan orang sepanjang sejarah. Dalam wawancaranya dengan wartawan majalah Times. Wartawan tersebut bertanya : “Mengapa Mother Theresa mau melakukan hal demikian?” Mother Theresa hanya menjawab dengan sangat sederhana. “Saya lakukan ini karena Yesus dan saya melihat Yesus pada orang yang saya tolong.”
Pada saat ini kita berharap kiranya di tahun yang baru ini, ada dorongan untuk lebih maju bukan hanya dalam hal kebahagiaan materi atau pun karir tetapi justru terlebih penting dari semua itu dan yang terutama adalah mengejar kekekalan sebagai tujuan hidup kita. Tuhan Yesus sudah terlebih dahulu menebus kita dengan darahNya yang mahal, maka itu hendaknya hidup kita bukanlah menjadi “Egosentris” tetapi sudah seharusnya menjadi “Theosentris”, karena kita bukanlah milik kita sendiri tetapi kita adalah milik Tuhan.
Selamat mengejar Kekekalan,
Selamat Tahun Baru 2007
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12:1-2
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Mat 6:33